Saat kata tak mampu terungkap langsung, hati ini menjerit memanggilmu, bagai pagi yang tak bertemu malam, dinding hati ini roboh akan terpaan rinduku, rindu padamu kekasih hati, tak mungkin ku berlari terus, mengejar bayangmu, tak mungkin ku menjerit memanggil namamu, ku selalu merindu, duhai kekasih hati, dengarlah pita hatiku, datanglah pada pemilik hati ini, meski jauh, namun . . . ku kan tetap menunggu, sebagai tanda cinta, tanda sayang, dan . . . setiaku padamu, salam rindu kasihku . . . Kerinduan Ini Meski sejenak bertemu, aku bahagia bisa kembali melihatmu Di batas-batas kerinduan dan kehampaan tak terasa airmata menetes di pipiku Hati yang mati suri, tiba-tiba terjaga dan berkata bahwa sesungguhnya rasa masih ada Baru kumengerti bahwa rasa tak pernah pergi dan sepertinya takkan terganti Sekeras apapun kumencoba, selemah apapun daya tuk mengingatnya Hati miliki pilihannya sendiri yang tak bisa diatur oleh akal Kukira aku sudah berhenti berharap di sekian waktu yang lalu Kukira aku tak punya lagi hasrat untuk bertemu Kukira aku takkan lagi melihatmu seindah seperti dulu Hingga kemarin aku tahu bahwa segalanya tak ada yang berubah Hanya setumpuk perkiraanku saja yang salah