Ilustrasi dialog Apa Seuman dan Apa Ma un |
Oleh: Asrizal H Asnawi
MELALUI tulisan ini saya ingin menceritakan tentang harapan warga miskin di pedalaman Aceh yang ingin mengubah nasib melalui jalur pendidikan.
Mereka sangat berharap anak-anaknya bisa melanjutkan pendidikan dengan bantuan dana pendidikan (beasiswa) dari pemerintah.
Hanya saja, kebanyakan dari mereka sangat susah untuk mendapatkan beasiswa dari lembaga resmi yang mengelola beasiswa, yakni Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM).
Satu-satunya harapan dan yang paling mungkin adalah meminta bantuan dana aspirasi dari anggota dewan.
Namun apa daya, dalam APBA 2018 yang akan segera dibahas, Gubernur Aceh selaku Kepala Pemerintahan Aceh, menolak usulan beasiswa dari aspirasi anggota DPRA.
Gubernur mengatakan, beasiswa harus melalui tes uji kompetensi yang dilaksanakan oleh BPSDM.
Bagi warga di pedalaman, syarat ini sungguh tidak masuk akal, karena anak-anak mereka yang notabene hanya lulusan SMA di pedalaman, diminta bersaing dengan anak-anak yang bersekolah di kota.
Agar lebih mudah dipahami, saya menulisnya dalam bentuk ilustrasi dialog antara Apa Seuman dan Si Marijan.
Karena mayoritas yang tinggal di pedalaman Aceh adalah warga yang bertutur bahasa Aceh, maka dialognya saya bikin dalam bahasa Aceh, agar lebih mengena maknanya.