Erupsi Gunung Sinabung |
SUMATRA UTARA - Gunung Sinabung di Tanah Karo, Medan, Sumatera Utara kembali meletus, Senin (19/2/2018) pukul 08.53 WIB.
Erupsi Gunung Sinabung berawal pada tahun 2010 setelah 400 tahun lamanya 'tertidur'.
Tahun 2018 dikabarkan merupakan letusan yang paling besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Berikut TribunJakarta.com rangkum fakta-fakta terkait meletusnya Gunung Sinabung yang dilansir dari berbagai sumber:
1. Tinggi Abu Vulkanik Mencapai 5.000 meter
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tinggi kolom abu vulkanik 5.000 meter dengan tekanan kuat dan berwarna abu kegelapan.
Lama gempa letusan 607 detik disertai suara gemuruh.
Letusan disertai dengan luncuran awan panas sejauh 4,9 km ke arah selatan dan tenggara serta 3,5 km ke arah tenggara dan timur, dilansir kompas.com.
2. Lima Kecamatan Gelap dan Jarak Pandang Sekitar 5 Meter
Abu vulkanik menyelimuti sejumlah daerah di sekitar Gunung Sinabung, di antaranya Kecamatan Simpang Empat, Naman Teran, Payung, Tiga Nderket, dan Munthe.
Batuan kecil menghujani lima kecamatan tersebut.
Dan kondisinya gelap dengan jarak pandang sekitar lima meter.
3. Tidak Ada Korban Jiwa
Tidak ada korban jiwa dari letusan tersebut sebab seluruh daerah berbahaya yang masuk zona merah telah kosong penduduknya.
"Sebagian masyarakat evakuasi sesaat untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. Namun pada siang hari aktivitas masyarakat telah normal kembali. Masyrakat sudah terbiasa melihat letusan Gunung Sinabung," kata Sutopo.
4. Masih Berstatus Awas
Ativitas vulkanik Gunung Sinabung masih sangat tinggi dan berstatus awas.
Oleh karena itu, masyarakat dan pengunjung diharapkan tidak melakukan aktivitas di dalam radius tiga kilometer dari puncak.
Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar.
5. Tahun 2018 merupakan Letusan Terdahsyat dan Tertinggi
Kepala Bidang Humas Polda Sumut Komber Rina Sari Ginting mengatakan, akibat erupsi tersebut, delapan kecamatan di Kabupaten Karo terdampak debu vulkanik.
"Di 2018 ini, berdasarkan laporan yang masuk ke kita merupakan yang terdahsyat dan tertinggi," kata Rina. (PORTAL.SUARARAKYAT.CF/Rohmana Kurniandari)