Politisi Partai Gerindra Ferry Juliantono |
IndonesiaKini – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Julianto memastikan partainya tidak akan meninggalkan para pendukung, terutama kelompok yang tergabung dalam Presidium 212 yang sejak awal militan berada di barisan pendukung Prabowo Subianto - Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019.
Menurut Ferry, pertemuan Prabowo dengan Jokowi dan Megawati Soekarnoputri dalam waktu terpisah merupakan upaya rekonsiliasi. Pertemuan untuk meredam situasi politik setelah pilpres. Perpecahan di masyarakat yang terjadi hampir tujuh bulan kampanye.
"Saya rasa tidak ada yang ditinggalkan, tidak ada yang meninggalkan. Semuanya ingin maju, kita ingin Islam rahmatan lil alamin," kata Ferry dalam acara Indonesia Lawyer Club tvOne, Selasa malam, 30 Juli 2019.
Ferry meyakini, hubungan Prabowo dengan tokoh-tokoh penting kelompok Islam yang dulu mendukungnya masih terjalin dengan baik. Pertemuan dengan Jokowi dan Megawati, disebut sebagai simbol telah berakhirnya kompetisi.
"Jadi, kalau dua kutub ini kemudian bertemu itu, ya tujuannya memang adalah meredekan situasi, mendingikan situasi pascapilpres," ujarnya.
Ferry juga melanjutkan, pertemuan itu juga terjadi pascaputusan Bawaslu, kemudian dilanjutkan hasil sidang Mahkamah Konstitusi dan terakhir KPU menetapkan presiden dan wakil presiden terpilih. Sehingga, semua mekanisme proses pemilu berakhir dan saatnya semua elemen masyarakat bersatu.
Ferry juga melanjutkan, pertemuan itu juga terjadi pascaputusan Bawaslu, kemudian dilanjutkan hasil sidang Mahkamah Konstitusi dan terakhir KPU menetapkan presiden dan wakil presiden terpilih. Sehingga, semua mekanisme proses pemilu berakhir dan saatnya semua elemen masyarakat bersatu.
"Dan, akhirnya kemudian bisa bertemu. Itulah rekonsiliasi, syarat rekonsiliasi kebesaran jiwa," ujarnya.
Karena itu, Partai Gerindra berharap, Presidium 212, yang sekiranya tetap percaya, saat ini juga mempercayakan keputusan yang diambil Prabowo demi bangsa dan negara.